Aceh Astro Lover; komunitas yang mendekatkan pada semesta

Source : http://sumaterapost.com/berita1/Aceh-Astro-Lover-komunitas-yang-mendekatkan-pada-semesta-41589 
BERAWAL dari ketertarikan seorang pemuda di bidang astronomi, lahirlah komunitas Astrolover Aceh. 
Bergabung di komunitas ini membuat kita dekat dengan semesta alam. 
Adalah Amir Dayyan, pendiri Astro Lover yang sudah menaruh minat pada astronomi sejak kecil. Saat masih kecil ia sering memandang langit dan selalu takjub saat melihat “ek bintang”. Belakangan saat ia kelas lima MIN ia tahu ek bintang itu ternyata meteor yang jatuh dari langit. 
“Dari situ terus timbul rasa ingin tahu tentang langit,” kata Amir kepada ATJEHPOSTcom Selasa, 26 Februari 2013. 
Astro Lover sendiri berdiri karena terinspirasi dari Himpunan Astronom Amatir Jakarta. Amir yang saat itu masih menjadi santri di Dayah Darul Ulum Banda Aceh mendirikan komunitas tersebut bersama empat temannya. Mereka adalah almarhum Haris Syahputra Phonna, Zahrul Fuad, Muhammad Tanzil, dan Arief munandar. 
Tak hanya bintang, mereka kemudian membahas pelajaran fisika dengan cara yang asik. Dengan kreatifitas masing-masing, mereka membuat roket botol, klinometer atau alat pengukur tinggi bangunan dan beberapa contoh lainnya. 
Astro Lover sempat vakum setahun karena kesibukan masing-masing. “Saya dan Haris sibuk menghadapi UN. Boleh dibilang saya dan Haris adalah penggerak Astro Lovers, selanjutnya kami berpisah karena saya kuliah, Harus masuk sekolah di Fajar Harapan, Arif kembali ke kampung halamannya. Astro Lover fakum sampai 2011,” katanya. 
Pada tahun 2011 Amir lantas mengajak beberapa teman untuk rukyat hilal. Waktu itu ia baru memiliki teleskop. Hasil ajakannya ada beberapa teman yang ikut meneropong hilal atau terbitnya anak bulan. Tercetuslah ide untuk membuat komunitas astronomi di Aceh. 
Amir lantas memberikan pilihan untuk melanjutkan Astro Lover atau membentuk komunitas baru. Ternyata semua sepakat melanjutkan komunitas yang pernah ada saja. Namanya diubah dari Astro Lover menjadi Aceh Astro Lovers. Anggotanya saat itu hanya Amir, Karyadi, Arif Munawwar Ahadi, Adek Chaniago, Arif Munandar, Tanzil dan Zahrul Fuad. Tiga nama di depan ini merupakan anggota lama. Meski didominasi anggota pria, ada juga dua anggota perempuan yang sering mengikuti event-event yang dibuat oleh komunitas. Belakangan bergabung dua orang anggota perempuan lagi hingga menjadi empat orang. “Kami mengharapkan lebih banyak orang lagi yang mengikuti kegiatan kami dan mereka bisa aktif untuk memberikan pemahaman dan berita-berita astronomi kepada masyarakat,” katanya. 
Meski terbilang muda sejak diresmikan kembali pada tahun 2011, komunitas ini sering mengikuti agenda astronomi. Seperti meneropong hilal, purnama, gerhana dan melihat hujan meteor. Mereka juga mendukung sekolah yang ingin membuat grup astronomi. Atau hanya sekadar mengadakan kegiatan astronomi di sekolah itu. Belum lama ini mereka baru saja mengunjungi Dayah Darul Ulum untuk melihat kondisi kelayakan alat-alat di sana untuk mendukung proses belajar mengajar siswa. “Di sana ada sebuah teleskop kecil dan binocular,” katanya. 
Alat-alat yang digunakan saat ini masih bersifat kepemilikan pribadi. Artinya alat-alat tersebut boleh digunakan untuk kepentingan komunitas tapi harus dengan izin pemiliknya.  Anggota komunitas tersebut ada yang memiliki teleskop, kamera DSLR, binokular dan kamera handphone. 
Meski berupa komunitas namun mereka juga memiliki visi yang jelas untuk memasyarakatkan astronomi. Agar astronomi menjadi ilmu penting bagi setiap orang. Yang mereka lakukan memberikan pemahaman mengenai astronomi kepada masyarakat, mendapatkan berita astronomi, dan meluruskan berita hoax atau berita bohong tentang astronomi yang beredar di masyarakat. 
Lokasi untuk meneropong bisa di mana saja, asalkan strategis. Untuk meneropong hilal atau bulan mereka melakukannya di pantai Lhoknga. Jika meneropong purnama dan pengambilan gambar star trail biasanya di Syiah Kuala. Kadang-kadang mereka juga meneropong purnama di Lamnyong di dekat track motor cross dan Blang Padang. 
Bagaimana respons masyarakat dengan astronomi? Amir bilang antusias mereka cukup baik. Terutama saat mereka diijinkan menggunakan teleskop karena mereka mendapatkan kesan baru dalam hidupnya. 
“Tapi, kadangkala ada hambatan yang membuat mereka tidak bisa menikmati langit malam bersama Astro Lovers. Diantaranya kesibukan anggota terhadap kegiatan non komunitas (bekerja atau membuat tugas kampus), cuaca yang tidak mendukung, dan waktu serta tempat yang tidak terjangkau oleh mereka,” katanya.[] (ihn)

Posting Komentar untuk "Aceh Astro Lover; komunitas yang mendekatkan pada semesta"