Aturan dan Etika Bagi Pelaku Spearfishing (Bagian 2)

WARNING!!! Spearfishing adalah aktifitas berbahaya, bekali diri dengan ilmu yang cukup sebelum memulainya. Belajarlah dari teman yang lebih berpengalaman! tapi kami lebih menyarankan untuk memilih kursus yang resmi

Setelah membaca postingan bagian 1 tentang Aturan Spearfishing, tentunya spearo senior yang uda pada tahu jadi lebih mudah untuk membagikan info bagi juniornya. Sedangkan bagi spearo yang baru pasti sudah bertambah lagi sedikit ilmu dan mulai memperhatikan hal-hal yang penting bagi dirimu, sahabatmu dan alammu. Jangan lupa bagikan ke teman-teman group supaya kita sama-sama tau dan sama-sama bertambah ilmu. Kita lanjut ke bagian Etika Spearfishing

2. Etika Dalam Spearfishing
Bagian 2 ini akan kami paparkan tentang etika spearo ketika mengunjungi tempat yang melewati permukiman orang lain, etika mengunjungi spot rahasia, spot baru/asing,  dan beberapa hal yang berkaitan dengan modal serta hasil hunting.
Kembali kami ingatkan bahwa tulisan ini berdasarkan dari pengalaman kami dan masukan dari beberapa teman, tulisan ini pasti ada yang pro dan juga kontra. Karenanya kami sangat mengharapkan masukan dari teman-teman agar bisa jadi lebih baik lagi. Kita mulai
  • Mengunjungi Spot Yang Melewati Pemukiman
    Untuk daerah yang melewati pemukiman atau desa, sebaiknya didahului dengan pendekatan terhadap warga setempat, Mampir ke warung kopi untuk memberi salam dan bertegur sapa, komunikasi yang baik sambil mencari informasi tentang boleh tidaknya melakukan spearfishing di pantai  di desa tersebut. Untuk wilayah Aceh, adat "Peumulia jamee" atau memuliakan tamu masi sangat kental. sebagai tamu yang sopan dan menghargai warga setempat dengan bertegur sapa, maka saat datang ke pemukimannya pasti kita akan dihargai. Saya yakin di banyak tempat di Indonesia juga seperti itu dalam memuliakan tamu.
    Kami pernah punya pengalaman di sebuah desa yang sudah dipasang poster larangan menyelam. Setelah kami lakukan pendekatan, akhirnya kami menemukan alasan mengapa warga setempat melarang pendatang untuk melakukan spearfishing di laut dekat desanya. Dari pengalaman itu, kami menuliskan Spearophobia 1 dan Spearophobia 2, Sebagian warga akan cemburu dengan hasil yang didapatkan spearo pendatang, sebagian warga lainnya ada merasa tidak dihargai karena para penyelam dari luar tidak memberi salam saat masuk ke permukiman mereka. Padahal sebagai pendatang, apa salahnya kita "say hello" kepada penduduk setempat, dan tawarkan hasil buruan ke salah satu warga yang kita jumpai saat pulang. Gak mungkin juga kita berikan semuanya, cukup satu atau dua ekor saja dan mereka pasti senang menerimanya.
    Pengalaman yang terbilang mendekati fatal dari seorang teman bersama 20an temannya yang baru-baru ini melakukan camping di pulau banyak (Aceh Singkil). Tanpa bertanya kondisi lapangan ke penduduk setempat, beberapa dari  mereka langung turun laut untuk melakukan spearfishing saat malam. Setelah mendapatkan beberapa ekor ikan, mereka tersadar bahwa malam itu adalah malam jumat dan di Aceh memiliki pantangan turun laut malam jumat karena merupakan malam yang disarankan untuk perbanyak ibadah bagi kaum muslimin. Segera mereka naik ke pantai dan menghentikan aktifitas spearfishing. Besoknya mereka mendapatkan kabar bahwa tempat mereka menyelam itu baru kejadian  ada orang yang digigit buaya. Nah ini harus menjadi perhatian kita. Usahakan untuk bertanya terlebih dahulu tentang kondisi lokasi sebelum hunting di tempat baru.

  • Spot Rahasia
    Setiap spearo biasanya sering menemukan spot baru ketika melakukan spearfishing. Ada aturan tak tertulis tentang spot ini, kode etik yang perlu dijaga oleh spearo yang peduli dengan pertemanan. Aturan itu adalah dimana ketika teman mengajak kita ke spot andalannya, dan kita tertarik dengan spot itu, maka saat kembali kesana haruslah bersama dia atau minimal dengan sepengetahuannya. Minta pendapat dia juga jika ingin mengajak orang lain ke spot itu. Hal ini kita lakukan untuk saling menghargai sesama spearo.

  • Etika Bagi Hasil & Modal Hunting

    Dalam praktek kegiatan spearfishing, ada 3 kategori spearo:
    1. Hanya sekedar hobby
    2. Hobby sekaligus pendapatan tambahan
    3. Sumber mata pencaharian utama
    Dalam kondisi tertentu, ketiga kategori ini bisa melakukan hunting secara bersamaan, atau bergerak dalam satu trip, tapi setiap kategori pasti memiliki mindset dan hasrat hunting yg berbeda beda. Nah untuk kasus seperti ini ada etika tak tertulis lain yg harus dimengerti dan dihargai bersama.Khususnya terkait bagi hasil, tim spearo kategori 1 (hobby) untuk tidak mencampur hasil buruannya dgn tim spearo kategori 2 dan 3 ,kecuali ada kesepakatan dari awal. Hal ini dikarenakan tim spearo hobby biasanya hanya berburu untuk kesenangan dan konsumsi tidak seperti spearo kategori 2 dan 3, dimana mereka cenderung memiliki target hunting yg tinggi untuk dijual.
    Begitu juga untuk biaya modal,mulai biaya sewa boat hingga konsumsi juga hrs dibicarakan dr awal. Hal ini penting terutama bagi spearo yang ikut trip adalah berasal dari komunitas yang berbeda, atau spearo yang baru bergabung. Berbeda halnya apabila tim yang turun berasal dari satu komunitas yg sudah faham dgn sistem bagi hasil yg biasa di jalankan. Dan biasanya semua biaya modal akan di potong dr uang hasil penjualan ikan, dan sisanya akan dibagi rata sesama spearo plus abk boat jika ada.
    Hal ini penting untuk dipahami karena adanya kebiasaan menganggap tabu/tidak enak untuk memulai pembicaraan ttg modal dan bagi hasil apalagi terhadap spearo luar komunitas, namun dikhawatirkan akan berujung kepada ketidak puasan bahkan kesalah pahaman yg tidak seharusnya terjadi apabila masing-masing personel sudah memahami etika ini dr awal.
    Konsep lain yang dipakai dalam bagi hasil adalah, semua spearo mendapat bagian yg sama, tanpa melihat sebrapa banyak hasil tangkapan yg dihasilkan, tidak terkecuali spearo yg sama sekali tidak menghasilkan tangkapan alias ZONK. Ini merupakan cerminan konsep rejeki yg sudah dipegang dr dulu, bahwa apabila berburu dalam tim, berarti rejeki bagi tim, bukan lagi rejeki masing masing per orangan.Namun konsep ini tidak berlaku untuk sistem hunting hore hore alias "peng hobby".Kami juga punya beberapa pengalaman lain dalam bentuk video, jika suka, Jangan lupa like dan subscribe channel kami. Terima kasih ^_^

Posting Komentar untuk "Aturan dan Etika Bagi Pelaku Spearfishing (Bagian 2)"